Siklus Air
Tanah (Halaman 55)
Proses siklus air menyebabkan air bergerak
meninggalkan tanah ke udara. Selanjutnya, air turun lagi ke tanah dalam bentuk
air hujan. Nah, air yang turun ke tanah ini ada yang masuk ke sungai. Aliran
air di sungai ini akan terkumpul kembali di laut. Selain masuk ke sungai dan
mengalir ke laut, ada juga air yang tergenang membentuk danau.
Air yang turun ke tanah ada yang masuk dan bergerak ke
dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah serta batuan. Air yang
masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air).
Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan
air selalu tersedia. Daerah resapan air terdapat di hutan-hutan. Tumbuhan hutan
mampu memperkukuh struktur tanah. Saat hujan turun, air tidak langsung hanyut, tetapi
air akan terserap dan tersimpan di dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah
akan menjadi air tanah. Air akan lebih mudah meresap jika terdapat banyak
tumbuhan. Air yang meresap akan diserap oleh akar tumbuhan tersebut. Adanya air
dan akar di dalam tanah menyebabkan struktur tanah menjadi kukuh dan tidak
mudah longsor.
Nah, menyimak uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
keberadaan hutan sangat penting. Hutan berperan dalam penyimpanan air. Oleh
karena itu, kita harus senantiasa menjaga kelestarian hutan.
Saat ini hutan banyak yang gundul akibat penebangan
liar. Selain penebangan, hutan dapat rusak akibat pembakaran. Pepohonan di
hutan ditebang atau dibakar dengan alasan tertentu. Seperti untuk membuka lahan
pertanian, perumahan, atau industri. Kegiatan-kegiatan ini dapat mengurangi
kemampuan tanah dalam menyimpan air. Akibatnya, pada saat hujan terjadi banjir
dan pada saat kemarau banyak daerah mengalami kekeringan.
Pembangunan jalan yang menggunakan aspal atau beton
dapat menghalangi meresapnya air hujan ke dalam tanah. Akibatnya, pada saat
hujan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Hal ini menyebabkan terjadinya
banjir dan air menggenangi jalan-jalan.
Nah, apa akibatnya jika daerah resapan air semakin
berkurang? Apabila daerah resapan air semakin berkurang, cadangan air di bumi
ini semakin menipis. Hal ini dapat mengakibatkan sungai-sungai dan danau
menjadi kering. Keringnya sungai dan danau menyebabkan proses penguapan semakin
menurun. Menurunnya proses penguapan ini menyebabkan berkurangnya pengendapan
titik-titik air di awan. Keadaan ini tentu mengurangi terjadinya hujan.
SIKLUS AIR DAN BENCANA KEKERINGAN (hal 64)
Peristiwa
siklus air merupakan peristiwa sehari-hari yang sering tidak disadari oleh
manusia. Siklus air menghasilkan air bersih yang berguna untuk kehidupan
manusia. Manusia memerlukan air bersih antara lain untuk keperluan rumah
tangga, keperluan industri, dan juga pertanian.
Siklus air
menghasilkan air bersih. Pada saat proses penguapan, kotoran pada air tidak
ikut menguap. Uap air yang menguap adalah uap air yang bersih. Pada saat turun
hujan, air yang dihasilkan pun adalah air bersih dan siap digunakan untuk
berbagai keperluan.
Air hujan
yang jatuh, sebagian akan diserap oleh tanah, lalu menjadi air tanah. Air tanah
adalah air yang mengalir di bawah permukaan tanah. Air ini biasanya lebih
jernih dan bersih, karena sudah tersaring oleh lapisan tanah dan akar tumbuhan.
Untuk mendapatkan air tanah, manusia membuat sumur dengan cara menggali lubang.
Air hujan
yang tidak terserap oleh tanah, akan terus mengalir menjadi air permukaan.
Lalu, air itu menuju tempat yang lebih rendah seperti sungai, danau, dan laut.
Air permukaan adalah air hujan yang tak dapat diserap oleh tanah tetapi diserap
oleh permukaan tanah, sehingga mengalir di atas permukaan tanah dan kemudian
menguap kembali. Air ini biasanya lebih kotor, karena mengandung lumpur. Air
ini juga biasanya membawa berbagai macam material dari proses erosi.
Pada musim
kemarau, air hujan yang turun menjadi berkurang. Air hujan yang turun biasanya
langsung diserap oleh tanah menjadi air tanah. Jika air sungai dan danau surut
akan menyebabkan berkurangnya penguapan air sebagai pembentuk titik-titik air
di awan. Akibat dari semakin sedikitnya awan adalah semakin berkurangnya curah
hujan. Oleh karena itu, sumur-sumur penduduk pun menjadi kering. Di saat inilah
biasanya terjadi kelangkaan air bersih. Jika kelangkaan air bersih terjadi
dalam waktu yang panjang, bencana kekeringan akan terjadi. Mari kita biasakan menghemat
penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari.
POLA LANTAI
GERAK TARI (HAL 61)
Pada saat menari, penari kadang bergerak ke kiri, ke
kanan, maju, mundur, atau bergerak membentuk lingkaran. Jika digambarkan,
seolah-olah ada satu garis imajiner yang dilalui penari selama menyajikan satu
tarian.
Garis
imajiner juga dapat digambarkan dengan melihat formasi para penari dalam
memperagakan tarian. Para penari dapat membentuk formasi garis lurus, lengkung,
segitiga, atau lingkaran. Bentuk formasi garis dapat berubah-ubah selama penari
menampilkan sebuah tarian.
Garis
imajiner yang dilalui oleh penari saat melakukan gerak tari disebut pola
lantai. Pola lantai merupakan garis imajiner yang dibuat oleh formasi penari
kelompok. Secara umum, pola lantai berupa garis lurus atau garis lengkung.
Bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan menjadi berbagai pola lantai, di
antaranya horizontal, diagonal, garis lurus ke depan, zig-zag, segitiga, segi
empat, dan segi lima. Bentuk pola garis lengkung dapat dikembangkan menjadi
berbagai pola lantai, di antaranya lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke
depan, dan garis lengkung ke belakang. Perhatikan gambar-gambar berikut.
Bentuk pola lantai dari gerak yang dilalui penari
Bentuk pola lantai yang dibuat formasi penari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar